Unsur Intrinsik dalam Puisi Chairil Anwar “Doa”

Chairil Anwar merupakan salah satu penulis puisi kenamaan di tanah air. Banyak sekali karya-karyanya yang dijadikan literatur seni hingga saat ini. Kumpulan karyanya juga menginspirasi banyak orang lewat uraian kata-kata indah yang mengandung banyak arti. Salah satu karyanya berjudul Doa memiliki makna yang mendalam mengenai ketuhanan dan kepercayaan. Puisi Chairil Anwar ini memiliki unsur intrinsik yang menarik untuk dipelajari. Unsur intrinsic sendiri merupakan latar belakang dari sisi penulis yang membentuk karya tersebut.

Berikut ini adalah unsur-unsur intrinsik yang ada pada puisi Chairil Anwar berjudul Doa:

1. Tema.

Tema merupakan gagasan pokok yang ingin diciptakan oleh penulis melalui karyanya. Dalam puisinya yang berjudul Doa, Chairil Anwar ingin mengungkapkan mengenai kepasrahan dirinya sebagai makhluk kepada Tuhan.

2. Suasana.

Suasana merupakan gambaran keadaan yang terjadi atau digambarkan di dalam karya tersebut. Suasana bisa berupa suasana senang, sedih, malu, marah, pasrah, berharap dan lain sebagainya. Dalam puisinya ini Chairil Anwar menggunakan suasana yang penuh pengharapan kepada Penciptanya serta kepasrahan sebagai mahlukNya.

3. Amanah.

Amanah merupakan pengharapan penulis bagi pembaca puisinya. Amanah yang tertulis dari karya Chairil Anwar ini adalah bahwa manusia selalu memerlukan Tuhan sebagai Yang Maha Pengatur.

Selain karyanya yang berjudul Doa, Chairil Anwar memiliki banyak karya puisi lainnya yang sangat populer di kalangan pecinta puisi. Berikut ini adalah beberapa judulnya yang juga bisa Anda pelajari sebagai salah satu referensi puisi kenamaan di Indonesia:

Aku.

Sendiri.

Sia-sia.

Krawang-Bekasi.

Penghidupan.

Tak Sepadan.

Suara Malam.

Nisan.

Ajakan.

Pelarian.

Lagu Biasa.

Hukum.

Taman.

Rumahku.

Kesabaran.

Kenangan.

Bercerai.

Kesabaran.

Kawanku dan Aku.

Dendam.

Cerita.

Sajak Putih.

Merdeka.

Semua puisinya tersebut bisa Anda baca melalui ketiga buku yang mengabadikannya. Buku pertama berjudul Deru Campur Debu yang diterbitkan pertama kali tahun 1949. Buku kedua berjudul Kerikil Tajam Yang Terampas dan Yang Putus tahun 1949. Kemudian buku ketiga berjudul Tiga Menguak Takdir tahun 1950 merupakan buku kumpulan puisi dari Chairil Anwar, Asrul Sani dan Rivai Apin.